
BABELAN | Bekasihariini.click
Suasana haru menyelimuti ruang perawatan sebuah rumah sakit di Bekasi. Seorang pasien anak berpulang setelah menjalani perawatan intensif akibat komplikasi penyakit pneumonia dan morbili (campak). Meski tim medis telah melakukan berbagai upaya penanganan, kondisi pasien terus mengalami perburukan hingga akhirnya tak tertolong.
Pasien diketahui pertama kali datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada Kamis, 16 Oktober 2025, dengan keluhan demam, batuk, dan diare. Dokter jaga IGD segera melakukan pemeriksaan awal dan memberikan terapi medis untuk meredakan gejala.
Melihat kondisi pasien yang memerlukan penanganan lanjutan, dokter jaga kemudian mengonsultasikan ke dokter spesialis anak. Tak lama, dokter spesialis langsung melakukan visit ke IGD dan menetapkan diagnosis pneumonia dan morbili. Pasien kemudian disarankan untuk dirawat inap agar mendapatkan pengawasan ketat dari tim medis.
Selama dalam perawatan, pasien mengalami demam tinggi disertai kejang demam, serta perburukan pada fungsi paru akibat infeksi morbili. Tim medis segera memberikan injeksi obat penurun panas dan antibiotik, serta tindakan medis lain guna menstabilkan kondisi pasien.
Namun, kondisi pasien terus menurun sehingga harus dipindahkan ke ruang intensif untuk pemantauan lebih lanjut. Di ruang intensif, pasien dipasang alat bantu napas, dan tenaga medis terus berupaya memberikan perawatan terbaik.
Sayangnya, meski semua prosedur dan terapi telah dilakukan sesuai standar medis, pasien akhirnya meninggal dunia pada Jum’at (17/10/2025).
Pihak dokter kemudian memberikan penjelasan langsung kepada orang tua pasien mengenai kondisi dan langkah-langkah medis yang telah diambil. Keluarga menerima penjelasan tersebut dengan lapang dada dan penuh pengertian.
Saat ditemui di ruangannya Humas Rumah Sakit Tiara Rudi Ano mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan Rumah Sakit sudah sesuai SOP, dirinya memberikan penjelasan terkait kondisi dan penanganan pasien.
“Sebelumnya kami turut berduka cita atas apa yang terjadi, mengenai pasien saat di ruangan perawatan pasien mengalami demam tinggi sehingga terjadi kejang demam dan perburukan paru akibat infeksi morbili.” Ungkapnya kepada media.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat agar tidak menunda pemeriksaan medis ketika anak mengalami gejala demam tinggi, batuk, atau tanda-tanda infeksi lainnya. Pencegahan dini dan perhatian terhadap kesehatan anak menjadi langkah penting untuk menghindari risiko penyakit serius seperti pneumonia dan morbili.
Red | T!le
Editor | Karno


