Babelan, | BEKASIHARIINI.CLICK | – Duka mendalam menyelimuti dua keluarga di Babelan, Kabupaten Bekasi. Dua bocah laki-laki, KBW (7) dan FAP (7), siswa kelas 1 SDIT Ibnul Jazari, tewas diduga akibat tenggelam di kolam renang sekolah saat kegiatan ekstrakurikuler pada Senin (11/8/2025).
Hari yang seharusnya diwarnai tawa justru berubah menjadi tragedi. Kedua korban pulang bukan dengan seragam sekolah, melainkan terbungkus kain kafan.
Menurut informasi yang dihimpun, kegiatan renang ini adalah kali pertama bagi siswa kelas 1, Lalu Kegiatan dimulai sekitar pukul 14.00 WIB di kolam yang berada persis di depan sekolah.
Selain itu, Kepala sekolah, saat ditemui di lokasi, menceritakan detik-detik kejadian. “Saya mendapat kabar dari salah satu murid bahwa ada yang tenggelam,” ujarnya.
Saat itu, guru tengah memberikan arahan kepada kelompok siswa lainnya.
Indikasi pelanggaran prosedur keselamatan muncul setelah olah TKP. Fakta di lapangan menunjukkan:
• Kolam memiliki kedalaman 110–130 cm tanpa pembatas aman bagi pemula.
• Tidak semua siswa bisa berenang, bahkan sebagian baru pertama kali masuk kolam.
• Di duga siswa tidak menggunakan pelampung atau pembatas area dangkal.
Sekitar 30 menit setelah kegiatan dimulai, suasana mendadak panik. Dua siswa tidak lagi terlihat di permukaan air. Setelah ditemukan, keduanya dalam kondisi kritis dan langsung dilarikan ke RS Viola, Pondok Ungu Permai. Sayangnya, nyawa mereka tidak tertolong.
Kapolsek Babelan, Kompol Wito, membenarkan kejadian ini. “Kami lakukan penyelidikan intensif dengan dukungan Satreskrim Polres Metro Bekasi. Unit PPA dan Tim INAFIS sudah turun. Semua aspek akan kami periksa, mulai dari jumlah pendamping, kualifikasi instruktur, hingga SOP keamanan kolam,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua RW 024, Anwar, juga mengungkap fakta lain. “Saya baru tahu ada kolam renang di sekolah itu. Tidak pernah ada pemberitahuan kegiatan apapun kepada kami. Seharusnya diinformasikan agar bisa diawasi,” ujarnya.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa kelalaian sekecil apapun dalam kegiatan anak bisa berujung fatal. Publik kini menanti hasil penyelidikan: apakah ini murni musibah, atau ada pihak yang harus bertanggung jawab secara hukum.


