
SUKATANI | Bekasihariini.click — Rabu, 26 Nopember 2025. Dugaan kejanggalan kembali mencuat dalam proyek Pembangunan Revitalisasi Gedung Lama SDN Sukadarma 01, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi. Dari hasil penelusuran awak media Bekasihariini.click, proyek yang menelan anggaran dari APBN Kementerian Pusat sebesar Rp 296.036.971 itu didapati menggunakan material yang patut dipertanyakan kualitasnya.
Proyek yang semestinya menjadi ruang peningkatan fasilitas pendidikan tersebut justru rentan menjadi sorotan publik. Bukan tanpa sebab, pengurugan lantai dasar gedung lama diduga memakai material bekas galian dan puing-puing bangunan liar (bangli), alih-alih menggunakan material baru sebagaimana lazimnya proyek revitalisasi berstandar pemerintah.

Temuan tersebut mengundang tanda tanya besar. Dengan anggaran ratusan juta rupiah, publik menilai sangat tidak wajar jika kontraktor masih memilih material kualitas rendah untuk tahap pengurugan—tahap penting yang menentukan kekuatan konstruksi bangunan. Hal ini pun dikhawatirkan berpengaruh pada durabilitas gedung yang nantinya digunakan oleh ratusan siswa.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan kritik keras atas dugaan tersebut. “Ini kan anggarannya jelas terpampang di papan informasi. Masa anggaran ratusan juta rupiah cuma dibelikan material busuk untuk pengurugan? Ini sudah tidak masuk akal,” tegasnya dengan nada kecewa. Ia menilai penggunaan material semacam itu berpotensi merugikan negara sekaligus membahayakan pengguna fasilitas pendidikan.
Warga tersebut juga menyinggung aspek teknis yang seharusnya menjadi acuan utama. Dalam setiap Rencana Anggaran Biaya (RAB) maupun analisa pekerjaan, disebutkan bahwa tiap item memiliki spesifikasi material minimal, baik dari segi kualitas maupun jenisnya. “Kalau spek sudah jelas, kenapa yang dipakai justru material bekas? Ada apa sebenarnya dengan proyek ini?” ujarnya.

Lebih jauh, ia meminta pihak-pihak terkait—termasuk dinas, inspektorat daerah, pengawas proyek, hingga aparat penegak hukum—untuk segera turun ke lokasi memastikan kebenaran dugaan tersebut. “Saya sebagai warga meminta agar instansi berwenang meng-crosscheck langsung ke lokasi. Jangan sampai ada pembiaran,” tambahnya menegaskan.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak pelaksana proyek belum memberikan klarifikasi resmi. Sementara warga berharap agar dugaan praktik tidak profesional dalam proyek revitalisasi sekolah ini diusut tuntas demi terjaminnya mutu bangunan dan transparansi penggunaan anggaran negara.
Red | Roy
Editor | KRN Jikar


